Minggu, 02 September 2012


Begitu banyak umat-umat beragama yang sering mengusik agama lain. Katanya sesatlah, sok benar,, bahkan menghina Tuhan yang menciptakannya.
Kristen artinya pengikut Kristus. Banyak agama lain yang sering membuat ajaran sesat atas nama Kristen, banyak Anti Kristus yang menghasut banyak orang untuk mengikuti ajarannya.
Banyak orang tidak percaya akan Kristus, karena mereka tidak mampu melihatnya. Tetapi yang sebenarnya adalah kita harus Percaya akan Allah yang kita sembah sekalipun kita tidak dapat melihatNya karena dari situlah kita di uji apakah kita percaya atau tidak.








Ayat Renungan:

Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"   (Roma 7:7)

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."   (Yohanes 6:27)

Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. (Yoh. 6:37)

Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga."(Yohanes 6:41)

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.   (Yohanes 6:57)

Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.   (Yohanes 6:63)

Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"(Yohanes 11:40



SEJARAH  AGAMA  KRISTEN

Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokia (Kisah Para Rasul 11:26).

Sejarah Umum

Mengenai kapan mulai muncul agama Kristen, ada beberapa pendapat yang berbeda: 
Pertama, mengatakan bahwa agama Kristen dimulai pada saat peristiwa Pentakosta (turunnya Roh Kudus), karena pada peristiwa tersebut Tuhan memberikan Roh-Nya kepada Para Rasul atau orang percaya lainnya, yang memberi kekuatan dan kemampuan kepada mereka untuk mengabarkan Injil. 
Kedua, menunjuk kepada penyebutan terhadap pengikut Kristus sebagai orang-orang Kristen di Antiokia (Kis. 15:7-21). Ketiga, ada yang menunjuk awal agama Kristen pada peristiwa Paskah/Kebangkitan Yesus, karena anggapan bahwa kebangkitan Yesus itu menjadi titik awal dari iman Kristen dan penyebarannya. Namun demikian, karena sumber pengajaran atau tokoh yang mengajarkan agama Kristen /Injil adalah Yesus Kristus, maka tentu awal sejarah agama Kristen dapat kita tunjuk pada waktu ketika Yesus masih hidup dan berkarya, atau bahkan dapat ditunjuk pada saat kelahiran Yesus. 
Dengan kata lain, sejarah agama Kristen sudah dimulai sejak Yesus ada di dunia dan melakukan karya penyelamatan-Nya.

Yesus: Riwayat Hidup dan Karyanya


 

Di dalam masa pelayanan Yesus, kita tahu bahwa Yesus merupakan Allah yang menjadi manusia dengan tujuan untuk menyelamatkan manusia. Dengan tugas ini maka Yesus mulai mengajarkan kabar suka cita atau keselamatan itu, melalui khotbah-khotbah-Nya, juga melakui mujizat-mujizat dan melalui pemanggilan para murid atau pemuridan. Ketika Yesus berkarya kemudian dilanjutkan oleh murid-murid-Nya, sudah banyak orang yang menjadi pengikut Kristus. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagaimana yang dilakukan dalam agama Kristen, yaitu bersekutu (koinonia), memberitakan firman (marturia), melayani orang-orang (diakonia).

Keadaan dan Perkembangan Awal Umat Kristen

 
Kehidupan umat Kristen pada abad ke-1 – ke-2, melanjutkan cara ketika bersama Yesus, yaitu mereka berkumpul lalu membicarakan firman Tuhan, menyampaikan puji-pujian dan makan bersama. Ibadah atau persekutuan ini, umumnya dilakukan di rumah-rumah atau di tempat-tempat yang tersembunyi, khususnya di ruang bawah tanah (goa), ketika terjadi penganiayaan atau penindasan terhadap orang Kristen (Kis 16:10; Rom 16:5, 15; 1 Kor 16:19). Belum ada gedung gereja. Gedung gereja pertama yang dipakai orang-orang Kristen baru berdiri di Edessa, di Syria tahun 200M. Pada awal sejarah gereja, umat Kristen yang ada terdiri dari berbagai latar belakang suku bangsa. Namun yang paling menonjol dan berperan utama adalah orang-orang Kristen Yahudi. Mereka terutama tinggal di Yerusalem. Karena mereka berlatar belakang Yahudi,
maka mereka masih beribadah di Bait Allah dan Synagoge, serta masih mempraktekkan ajaran Hukum Taurat secara ketat (Kis 2:46; 3:1). Mereka tidak bergaul dengan masyakarat non Yahudi atau yang disebut kafir (Kis 10). Pada masa awal itu di Yerusalem, orang-orang Kristen mengalami penghambatan, seperti difitnah, dianiaya bahkan dibunuh. Karena hal ini, mereka lalu melarikan diri dari Yerusalem dan pindah ke Samaria di bagian Utara daerah Palestina/Israel. Di sana mereka menyebarkan Injil dan banyak orang yang termasuk kafir kemudian menerima Injil (Kis 8:19-30; 10). Dengan demikian sudah terjadi penyebaran Injil ke luar daerah. Tersebarnya Injil di luar Yerusalem dan terhadap orang-orang bukan Yahudi menyebabkan masalah dalam lingkungan umat Kristen. Masalahnya adalah orang-orang Kristen Yahudi itu hendak memaksakan pelaksanaan Hukum Taurat atau tradisi Yahudi kepada orang-orang Kristen baru dari bangsa lain. Juga dalam hal-hal tertentu, mereka tidak mau bergaul dengan orang-orang Kristen bukan Yahudi, misalnya di Anthiokia, Petrus tidak mau bersama dengan orang-orang Kristen itu (Kis 15:1-2, 7-21, Gal 2:11-14). Tetapi ketika di Yerusalem, Petrus
bersedia masuk ke rumah Kornelius yang bukan Yahudi. Di pihak lain, yaitu Paulus mengajarkan bahwa kita dapat bergaul dengan sesame orang Kristen yang bukan Yahudi karena mereka adalah saudara-saudara seiman. Mereka juga tidak harus mengikuti aturan atau adat Yahudi atau Taurat dan mereka dapat diselamatkan (Gal 5:6). Persoalan ini diselesaikan melalui sidang para pemimpin gereja sekitar tahun 48, jadi 18 tahun setelah Pentakosta (Kis 15). Di sini Paulus berhasil meyakinkan orang-orang Krsiten Yahudi bahwa orang-orang Kristen bukan Yahudi tidak harus melakukan Hukum Taurat untuk diselamatkan (Kis 15). Dalam perkembangan kemudian, Injil tersebar secara luas dan pada tahun 175 sudah banyak daerah yang menjadi Kristen termasuk bagian Eropa Barat, yaitu sebagian Perancis dan Roma dan sebagian daerah Asia
Kecil (Kis 18:24-25; Rom 16:20-24). Pusat pekabaran Injil adalah kota Anthiokia (bagian Samaria) (Kis 11:20). Tokoh utama dalam penyebaran Injil ini adalah Rasul Paulus. Di bagian Timur, yaitu daerah Syria dan Persia, penyebaran agama Kristen dilakukan oleh orang-orang Kristen Yahudi. )

Pergumulan Teologis


Di abad-abad pertama perkembangannya, agama Kristen mengalami pergumulan tentang pokok ajarannya, khususnya mengenai Yesus; siapakah Dia sebenarnya; apakah Tuhan atau manusia; Anak Allah atau anak manusia. Jadi persoalan ini menyangkut Kristologi. Bersamaan dengan masalah Kristologi ini, muncul juga masalah hubungan antara Allah, Yesus dan Roh Kudus, yang kemudian dikenal dengan masalah Trinitas. Soal-soal ini kemudian diselesaikan oleh umat atau pemimpin-pemimpin Kristen melalui perumusan pokok-pokok ajaran atau pengakuan iman, seperti Pengakuan Iman Rasuli (sekitar abad 2 M) dan melalui sidang-sidang atau konsili, seperti Konsili Nicea (325M) dan Konstantinopel (381M), yang menghasilkan rumusan pengakuan iman, yaitu Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel.
Muncullnya Gereja Protestan

Sejak perkembangannya GKR menjadi sangat kuat di Eropa. Paus memiliki kekuasaan yang luar biasa. Ajaran-ajaran gereja
dimutlakkan, termasuk ajaran tentang api penyucian dan penghapusan siksa. Ajaran tentang api penyucian adalah bahwa setelah orang mati dan sebelum orang masuk pengadilan Tuhan, ia harus melalui api penyucian. Jika ia berdosa maka ia akan terbakar, tetapi jika tidak maka dapat melewati api penyucian tersebut. GKR kemudian mengajarkan bahwa supaya dapat selamat dari api penyucian orang harus bertobat dan menyucikan diri. Buktinya adalah harus memiliki surat penghapusan siksa. Di dalam praktek, surat ini diperjual-belikan. Martin Luther sebagai seorang biarawan dan guru besar di univ. Wittenberg, bidang Kitab Suci, melihat hal ini sebagai sesuatu yang tidak benar. Untuk itu, pada tgl 31 Oktober 1517, ia menerbitkan 95 dalil, dalam bahasa Latin, yang menentang ajaran GKR yang tidak benar itu. Dia menempelkan 95 dalil tersebut di pintu gerbang gereja di Wittenberg, kemudian diterjemahkan oleh murid-muridnya dalam bahasa Jerman. Banyak orang membaca dalil tersebut dan menyetujui pendapat Luther. Hal ini menimbulkan protes terhadap GKR. Protes ini menjadi gerakan umum melawan GKR dan disebut sebagai gerakan Protestan. Gerakan ini menghasilkan bermunculannya gereja-gereja Protestan. Sedangkan Gereja Anglikan muncul di Inggris karena Raja Inggris tidak menginginkan kewibawaanya sebagai raja harus ditundukkan oleh kekuasaan Paus sebagai pemimpin agama Katolik.


Penyebaran Kekristenan

Dari Eropa, GKR menyebar ke berbagai tempat: Amerika Latin, Afrika, Inda dan Asia, khususnya sampai ke Indonesia. Demikian juga dengan gereja Protestan, disebarkan ke Amerika Utara, Afrika, Asia dan khusus Indonesia.  
Sejarah Kristen di Indonesia

Di Indonesia, GKR dibawa pertama oleh Portugis dan Spanyol, sedangkan Gereja Protestan oleh Belanda, Inggris, dan Jerman. Gereja-gereja yang berlatarbelakang Lutheran, seperti HKBP, GKPI, dll dibawa oleh Missionaris dari Jerman. Missionaris dari Inggris dan terutama Belanda menghasilkan gereja-gereja (Calvinis) seperti GPIB, GKI, GKJ, GMIM, Gereja Methodis, dsb. Gereja-gereja yang beraliran Pentakosta atau Kharismatik, datang kemudian ke Indonesia dari penginjil-penginjil atau gereja di Amerika.

Gereja mula-mula 

Setelah naiknya Yesus Kristus ke surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke mana-mana, dan sebagai hasilnya, jemaat pertama Kristen, sejumlah sekitar tiga ribu orang, dibaptis. Namun, pada masa-masa awal berdirinya, agama Kristen cenderung dianggap sebagai ancaman hingga terus-menerus dikejar dan dianiaya oleh pemerintah Romawi saat itu. Banyak bapa Gereja yang menjadi korban kekezaman kekaisaran Romawi dengan menjadi martir, yaitu rela disiksa maupun dihukum mati demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya adalah Ignatius dari Antiokia yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.

Saat itu, kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah paganisme, di mana terdapat konsep ‘balas jasa langsung’. Namun dengan gencarnya para rasul menyebarkan ajaran Kristen, perlahan agama ini mulai berkembang jumlahnya, sehingga pemerintah Romawi semakin terancam oleh keberadaan agama Kristen. Romawi pun berusaha menekan, dan bahkan melarang agama Kristen, karena umat Kristen saat itu tidak mau menyembah Kaisar, dan hal ini menyulitkan kekuasaan Romawi. Selain itu, paganisme dan ramalan-ramalan yang sejak zaman Republik sudah dipakai sebagai alat-alat propaganda dan pembenaran segala tingkah laku penguasa atau alasan kegagalan penguasa, sudah tidak efektif lagi dengan keberadaan agama Kristen. Maka, pada masa-masa ini, banyak umat Kristen yang dibunuh sebagai usaha pemerintah Romawi untuk menumpas agama Kristen. Penyebar utama agama Kristen pada masa itu adalah Rasul Paulus, yang paling gencar menyebarkan ajaran Kristen ke berbagai pelosok dunia
.